ARTIKEL " MENGENALI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK"
Hay,
Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan artikel, yang dimana artikel ini
di tujukan kepada siswa atau peserta didik yang memliki kesulitanya dalam
belajar, semoga artikel yang saya tulis kali ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan perubahan dalam permasalahan siswa atau peserta didik khususya dalam
permasalahan kesulitan belajar.
Kesulitan Belajar
Pada
kehidupan di dunia ini, semua makhluk hidup pastilah mengalami perkembangan dan
pertumbuhan. Sama halnya dengan manusia, mereka akan tumbuh dan berkembang
seiring dengan waktu yang akan terus berjalan. Di dalam kehidupan manusia pun
ada banyak perubahan. Contohnya saja dari yang belum tahu menjadi tahu, dari
yang belum bisa menjadi bisa, dari yang kecil berubah menjadi besar, dari
kesemuanya itu manusia tak luput dari yang namanya berfikir dan belajar, karena
semua tahu proses berfikir dan belajar memang menjadi santapan manusia
sehari-hari. Namun, bagaimana bila seorang manusia mengalami proses kesulitan
belajar?
Kesulitan belajar
merupakan terjemahan istilah bahasa Inggris Learning Disability.
Terjemahan tersebut, sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar
dan disability artinya ketidakmampuan; sehingga terjemahan yang benar
seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Kesulitan belajar merupakan suatu
konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi,
maupun ilmu kedokteran. Pada tahun 1963 Samuel A. Kirk untuk pertama kali
menyarankan penyatuan nama-nama gangguan anak seperti disfungsi otak minimal
(minimal brain dysfunction), gangguan neurologis (neurological disorders),
disleksia (dyslexia) dan afasia perkembangan (developmental aphasia). Konsep
tersebut telah diadopsi secara luas dan pendekatan edukatif terhadap kesulitan
belajar telah berkembang secara cepat, terutama di negara-negara yang sudah
maju.
Kesulitan belajar merupakan suatu
konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi,
maupun ilmu kedokteran. Konsep ini diadopsi secara luas oleh berbagai disiplin
ilmu dalam upaya memahami dan mendalami kesulitan belajar bagi perkembangan
ilmu mereka.
Lalu belajar itu sendiri memiliki
definisi : adalah
suatu proses terjadinya perilaku. Sebagai contoh : apabila kita belum mengetahui sesuatu dan ingin mengetahui sesuatu tersebut pastilah kita akan berfikir bagaimana cara kita mengetahui sesuatu yang kita inginkan. Sedangkan definisi berfikir adalah kemampuan untuk meletakan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita.
Kesulitan
belajar merupakan hal yang lumrah dialami oleh peserta didik. Sering ditemukan
adanya siswa mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran di sekolah.
Menghadapi hambatan dalam mencerna dan menyerap informasi belajar yang diberikan
guru.
Kondisi ini
akan berdampak kurang bagus terhadap kemajuan belajar anak. Oleh sebab itu
perlu diupayakan pemecahan masalahnya. Baik oleh guru di sekolah maupun orang
tua di rumah. Ini sebagai salah satu wujud kepedulian dan kerja sama dalam
dunia pendidikan anak
Untuk mencegah dampak negatif yang lebih jelek, yang mungkin
timbul karena kesulitan belajar yang di alami para peserta didik, maka para
pendidik harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin di
alami oleh para peserta didiknya
1.
Karakteristik Peserta Didik Dalam
Belajar
a.
Peserta didik yang cepat dalam belajar
Peserta didik yang cepat dalam belajar, pada umumnya adalah siswa
yang dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih cepat daripada
yang diperkirakan semula. Meskipun demikian, peserta didik yang cepat dalam
belajar sering juga mengalami kesulitan dalam belajar, karena pada umumnya
kegiatan belajar di sekolah selalu menggunakan ukuran nominal dalam kecepatan
belajar. Oleh karena itu, salah satu usaha untuk membantu mereka mengatasi
kesulitan belajarnya adalah dengan cara menempatkan mereka pada kelas khusus
atau dengan cara memberikan tugas-tugas tambahan kepada mereka sebagai bahan
penyeimbang.
b.
Peserta didik yang lambat dalam belajar
Karakteristik sejenis memerlukan waktu yang lebih panjang dari
waktu yang diperkirakan. Hal ini menyebabkan mereka sering merasa tertinggal
dalam proses belajarnya. Sehingga mereka menemukan kesulitan belajar. Umumnya
peserta didik yang lambat dalam belajar ini mempunyai IQ di bawah rata-rata,
sehingga mereka memerlukan perhatian khusus dan waktu yang lebih lama dalam
proses belajarnya.
c.
Peserta didik yang kreatif
Adalah siswa yang menunjukkan kreatifitas yang tinggi dalam
kegiatan-kegiatan tertentu. Pada umumnya siswa yang kreatif ini terdiri dari
peserta didik yang cepat dalam belajar dan juga mampu memecahkan masalah yang
dihadapkan kepada mereka dengan berbagai variasi untuk mengembangkan
kreatifitas, para peserta didik ini, sekolah diharapkan dapat memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya.
d.
Peserta didik yang putus belajar
Adalah siswa yang tidak berhasil atau gagal dalam kegiatan
belajarnya. Faktornya adalah kurang minat, malas, jurusan tidak sesuai dengan
cita-cita, dan lain sebagainya. Selain itu faktor lain seperti lingkungan
masyarakat yang tidak mendukung, keluarga, broken home, dan lain sebagainya.
2.
Gejala Kesulitan Belajar Di Sekolah
a. Menunjukkan
hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok
kelas)
b. Hasil
yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
c. Lambat
dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar
d. Menunjukkan
tingkah laku yang berkelainan seperti membolos, datang terlambat, tidak mau
mencatat pelajaran.
e. Menunjukkan
gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung,
pemarah.
3.
Latar Belakang Kesulitan Belajar
a. Kurangnya
kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik, kemampuan dasar merupakan
wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika
kemampuan dasar rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula,
sehingga menimbulkan kesulitan belajar.
b. Kurangnya
bakat khusus untuk suatu situasi belajar tertentu. Peserta didik yang kurang
tai tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami
kesulitan dalam belajar.
c. Kurangnya
motivasi atau dorongan untuk belajar.
d. Situasi
pribadi terutama emosional yang dihadapi peserta didik pada waktu tertentu
dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.
e. Faktor
jasmaniah.
f. Faktor
lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar peserta didik.
g. Faktor
keluarga.
h. Faktor
lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh
negatif dari pergaulan, dan lain-lain.
Berdasarkan dari berbagai faktor dan
gejala yang di alami siswa atau peserta didik dalam kesulitan dalam hal belajar,
maka tindakan yang harus dilakukan dalam upaya membantu dan memperbaiki siswa
atau peserta didik adalah :
1.
Tempat duduk siswa
Anak yang mengalami kesulitan
pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi tempat duduk bagian
depan. Mereka akan dapat melihat tulisan di papan tulis lebih jelas. Begitu
pula dalam mendengar semua informasi belajar yang diucapkan oleh guru.
2.
Gangguan kesehatan
Anak yang mengalami gangguan
kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya bahan
pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya.
3.
Program remedial
Siswa yang gagal mencapai tujuan
pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong dengan melaksanakan
program remedial. Teknik program remedial dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Di antaranya adalah mengulang kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai,
memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan lain sebagainya.
4.
Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami
kesulitan menerima materi pelajaran. Boleh jadi kesulitan belajar itu timbul
karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.
5.
Suasana belajar menyenangkan
Selain itu yang tak kalah pentingnya
adalah menciptakan suasana belajar kondusif. Suasana belajar yang nyaman dan
menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima
materi pelajaran.
6.
Motivasi orang tua di rumah
Anak yang mengalami kesulitan
belajar perlu mendapat perhatian orang tua dan anggota keluarganya. Peran orang
tua sangat penting untuk memberikan motivasi ekstrinsik dan intrinsik agar anak
mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Selain itu juga orang tua perlu
memperhatikan kesehatan tubuh anak dengan memberikan makanan dan miniman yang
bergizi disertai dengan suplemen pembangun tubuh yang cukup.
Saran
Pada
dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang
dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar
berbagai kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis,
serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu kemampuan
tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain. Dengan demikian apa yang kita
sering lakukan baik sebagai seorang orang tua, ataupun seorang guru dengan
mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang rendah merupakan anak yang
bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita. Karena sebagaimana kita ketahui
bahwa mungkin saja anak hanya mengalami gangguan pada salah satu kemampuan
tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut. Untuk itu, yang terpenting bagi kita adalah dapat
menelaah dengan baik perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan
sesungguhnya yang dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita
akan mengetahui kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita dapat
menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.
Sumber :
Sumber :