Laporan Studi Kasus “Kesulitan Belajar”
1. Identifikasi
Kasus
Studi kasus kali ini saya mengambil sampel pada murid yang duduk di dalam
jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) kelas 5, yang bernama (inisial) MSR. Pada
studi kasus anak kesulitan dalam belajar kali ini saya melakukan penelitian
dengan menggunnakan metode observasi dan home visit (kunjungan rumah), yang
dimana saya mencoba untuk melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap klien
untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang di hadapi klien khususnya
dalam kesulitan belajarnya, lalu di lanjutkan dengan mengunjungi rumah klien
sebagai bahan tambahan untuk informasi mengenai permasalahan yang di miliki oleh
klien.
2. Pengumpulan Data
Didalam pengumpulan
data saya memperoleh data tentang kesulitan belajar tersebut menggunakan metode observasi dan home visit dengan cara
mengamati dan mengunjungi tempat tinggal klien, dengan melakkukan kedua metode
tersebut saya dapat merumuskan permasalahan yang di alami klien, bahwa dalam
proses belajar klien memiliki masalah dalam Diskalkulia
(belajar menghitung) dalam pelajaran matematika.
Nama : (inisial) MSR
Umur :
10
Jenis
kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Sekolah Dasar (SD) kelas 5
Adapun
beberapa masalah kesulitan dalam belajarnya yang dimiliki klien antara lain:
1.
Klien tidak mau belajar secara mandiri.
2.
Klien sering memiliki kebiasaan yang kurang baik dalam
hal proses belajar.
3.
Sulit memahami materi pelajaran yang di berikan oleh
guru terutama pada pelajaran matematika.
4.
klien selalu tertinggal dari temanya yang berkaitan
tentang masalah belajarnya.
5.
Klien sering mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
6.
Sering mengutamakan kegiatan bermain dari pada
belajar.
7.
Kurangnya perhatian orangtua tentang perkembangan
belajar klien.
3.
Pengolahan
Data
Setelah
melakukan pengumpulan data melalui metode observasi dan home visit. Penulis
mulai memahami bahwa murid tersebut sedikit mengalami kesulitan belajar dalam
bidang perhitungan. Yang pada teori yang tercantum di atas termasuk kedalam
jenis kesulitan belajar diskalkulia. Menurut Deb Russell
Diskalkulia adalah ketidak mampuan seseorang dalam memahami dan melakukan
operasi matematika. Pada dasarnya diskalkulia merupakan suatu keadaan dimana
seorang anak tidak mampu menyerap dan menerjemahkan konsep-konsep aritmatika
serta pengaplikasiannya.
4.
Diagnosa
Setelah melihat
data-data dan mendapat hasil observasi dan home visit, dapat dilihat bahwa
latar belakang keluarga yang berasal dari buruh dan ibu hanya sebagai pedagan
warung makan. Di rumah MSR jarang diperhatikan belajarnya. Dan perhatian khusus
kedua orang tuanya tentang perkembangan belajarnyapun jarang. Ibunya sendiri yang hanya menghabiskan waktu nya di warung
mencari nafkah dan sibuk mengurusin daganganya. Walaupun
sebenarnya masih ada waktu banyak untuk meluangkan waktu untuk memperhatikan
belajar anaknya, namun itupun tidak dilakukan.
5.
Prognosa
Beberapa alternatif
pemecahan masalah yang dapat diambil :
a.
Siswa harus optimis bahwa dia bisa seperti teman-temanya yang berhasil
b.
Belajar untuk membagi waktu
c.
Memberikan layanan bimbingan kepada
siswa
d.
Guru harus selalu memberikan
dorongan/motivasi untuk belajar
e.
Orangtua diharapkan untuk memberikan
perhatian penuh tentang perkembangan belajar anaknya.
Adapun cara
alternatif untuk membantu menyelesaikan masalahnya dalam bidang akademiknya
dengan memberikan pelatihan sebagai berikut :
No
|
Minggu ke-
|
Materi
|
Layanan
|
1
|
Pertama
|
Pelatihan penjumlahan, pengurangan,
penjumlahan dan pembagian
|
Bimbingan
Pribadi
|
2
|
Pertama
|
Pengerjaan mengukur Sudut
|
Bimbingan
Pribadi
|
3
|
Kedua
|
Pengerjaan Hitung Bilangan Bulat
|
Bimbingan
Pribadi
|
4
|
Kedua
|
Pengukuran Volume
|
Bimbingan
Pribadi
|
6. Tratment
Dari
alternatif penyelesaian tersebut, yang sudah di implementasikan kepada siswa
dan orang tua, yakni :
a. Memberikan dorongan dan nasehat agar siswa mempunyai motivasi
untuk belajar matematik.
b. Siswa sudah
mulai mengatur waktu untuk belajar.
c. Orangtua
memberikan perhatian kepada anaknya terutama perhatian terhadap perkembangan
akademiknya.
d.
Siswa mendapat tambahan pemahaman tentang permasalahan akademiknya dalam
pelajaran matematika, antara lain : Penjumlahan dan pengurangan, perkalian,
pembagian, mengukur
Sudut, Menghitung Bilangan Bulat, dan Pengukuran Volume.
7. Evaluasi
Setelah
memberikan beberapa macam layanan bimbingan telah terjadi perubahan pada diri
anak menjadi lebih baik, bahwa anak tersebut mendapatkan perhatian penuh dari kedua
orang tuanya, tingkah laku yang awalnya tidak terkontrol sekarang sedikit
berubah menjadi lebih baik.
8. Follow Up
Meskipun
alternatif pemecahan masalah belum dilaksanakan semuanya, ada beberapa
alternatif pemecahan masalah yang dilaksanakan dan hasilnya cukup efektif untuk
mengatasi masalah yang dihadapi siswa tersebut. Ini dapat dilihat dari ungkapan
siswa yang merasa beban masalahnya agak berkurang dan sudah mulai bisa belajar
mandiri.
Adapun
tindakan yang dilakukan oleh penyusun untuk membantu memecahkan masalah yang
dimiliki siswa dengan memberikan masukan – masukan atau bimbingan kepada siswa
dan orang tua, terutama kepada orang tua untuk selalu memberikan dukungan dan
perhatian penuh terhadapan pekembangan belajar anaknya.
0 komentar:
Posting Komentar