Waktu

Total Tayangan Halaman

Kamis, 16 Juni 2016

Laporan Studi Kasus “Kesulitan Belajar”


1.      Identifikasi Kasus
Studi kasus kali ini saya mengambil sampel pada murid yang duduk di dalam jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) kelas 5, yang bernama (inisial) MSR. Pada studi kasus anak kesulitan dalam belajar kali ini saya melakukan penelitian dengan menggunnakan metode observasi dan home visit (kunjungan rumah), yang dimana saya mencoba untuk melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap klien untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang di hadapi klien khususnya dalam kesulitan belajarnya, lalu di lanjutkan dengan mengunjungi rumah klien sebagai bahan tambahan untuk informasi mengenai permasalahan yang di miliki oleh klien.
2.      Pengumpulan Data
Didalam pengumpulan data saya memperoleh data tentang kesulitan belajar tersebut menggunakan metode observasi dan home visit dengan cara mengamati dan mengunjungi tempat tinggal klien, dengan melakkukan kedua metode tersebut saya dapat merumuskan permasalahan yang di alami klien, bahwa dalam proses belajar klien memiliki masalah dalam Diskalkulia (belajar menghitung) dalam pelajaran matematika.
Adapun informasi data diri klien yang di teliti
Nama               : (inisial) MSR
Umur               :  10
Jenis kelamin   : Laki-laki
Pendidikan      : Sekolah Dasar (SD) kelas 5
Adapun beberapa masalah kesulitan dalam belajarnya yang dimiliki klien antara lain:
1.      Klien tidak mau belajar secara mandiri.
2.      Klien sering memiliki kebiasaan yang kurang baik dalam hal proses belajar.
3.      Sulit memahami materi pelajaran yang di berikan oleh guru terutama pada pelajaran matematika.
4.      klien selalu tertinggal dari temanya yang berkaitan tentang masalah belajarnya.
5.      Klien sering mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
6.      Sering mengutamakan kegiatan bermain dari pada belajar.
7.      Kurangnya perhatian orangtua tentang perkembangan belajar klien.

3.      Pengolahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data melalui metode observasi dan home visit. Penulis mulai memahami bahwa murid tersebut sedikit mengalami kesulitan belajar dalam bidang perhitungan. Yang pada teori yang tercantum di atas termasuk kedalam jenis kesulitan belajar diskalkulia. Menurut Deb Russell Diskalkulia adalah ketidak mampuan seseorang dalam memahami dan melakukan operasi matematika. Pada dasarnya diskalkulia merupakan suatu keadaan dimana seorang anak tidak mampu menyerap dan menerjemahkan konsep-konsep aritmatika serta pengaplikasiannya.
4.      Diagnosa
Setelah melihat data-data dan mendapat hasil observasi dan home visit, dapat dilihat bahwa latar belakang keluarga yang berasal dari buruh dan ibu hanya sebagai pedagan warung makan. Di rumah MSR jarang diperhatikan belajarnya. Dan perhatian khusus kedua orang tuanya tentang perkembangan belajarnyapun jarang. Ibunya sendiri yang hanya menghabiskan waktu nya di warung mencari nafkah dan sibuk mengurusin daganganya. Walaupun sebenarnya masih ada waktu banyak untuk meluangkan waktu untuk memperhatikan belajar anaknya, namun itupun tidak dilakukan.
5.      Prognosa
Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil :
a.       Siswa harus optimis bahwa dia bisa seperti teman-temanya yang berhasil
b.      Belajar untuk membagi waktu
c.       Memberikan layanan bimbingan kepada siswa
d.      Guru harus selalu memberikan dorongan/motivasi untuk belajar
e.       Orangtua diharapkan untuk memberikan perhatian penuh tentang perkembangan belajar anaknya.
Adapun cara alternatif untuk membantu menyelesaikan masalahnya dalam bidang akademiknya dengan memberikan pelatihan sebagai berikut :
No
Minggu ke-
Materi
Layanan
1
Pertama
Pelatihan penjumlahan, pengurangan, penjumlahan dan pembagian
Bimbingan Pribadi
2
Pertama
Pengerjaan mengukur Sudut
Bimbingan Pribadi
3
Kedua
Pengerjaan Hitung Bilangan Bulat
Bimbingan Pribadi
4
Kedua
Pengukuran Volume
Bimbingan Pribadi

6.      Tratment
Dari alternatif penyelesaian tersebut, yang sudah di implementasikan kepada siswa dan orang tua, yakni :
a.       Memberikan dorongan dan nasehat agar siswa mempunyai motivasi untuk belajar matematik.
b.      Siswa sudah mulai mengatur waktu untuk belajar.
c.       Orangtua memberikan perhatian kepada anaknya terutama perhatian terhadap perkembangan akademiknya.
d.      Siswa mendapat tambahan pemahaman tentang permasalahan akademiknya dalam pelajaran matematika, antara lain : Penjumlahan dan pengurangan, perkalian, pembagian, mengukur Sudut, Menghitung Bilangan Bulat, dan Pengukuran Volume.
7.      Evaluasi
Setelah memberikan beberapa macam layanan bimbingan telah terjadi perubahan pada diri anak menjadi lebih baik,  bahwa anak tersebut mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya, tingkah laku yang awalnya tidak terkontrol sekarang sedikit berubah menjadi lebih baik.
8.      Follow Up
Meskipun alternatif pemecahan masalah belum dilaksanakan semuanya, ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang dilaksanakan dan hasilnya cukup efektif untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa tersebut. Ini dapat dilihat dari ungkapan siswa yang merasa beban masalahnya agak berkurang dan sudah mulai bisa belajar mandiri.

Adapun tindakan yang dilakukan oleh penyusun untuk membantu memecahkan masalah yang dimiliki siswa dengan memberikan masukan – masukan atau bimbingan kepada siswa dan orang tua, terutama kepada orang tua untuk selalu memberikan dukungan dan perhatian penuh terhadapan pekembangan belajar anaknya.

0 komentar:

Posting Komentar