Waktu

Total Tayangan Halaman

Kamis, 26 Mei 2016

ARTIKEL " MENGENALI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK"


Hay, Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan artikel, yang dimana artikel ini di tujukan kepada siswa atau peserta didik yang memliki kesulitanya dalam belajar, semoga artikel yang saya tulis kali ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan perubahan dalam permasalahan siswa atau peserta didik khususya dalam permasalahan kesulitan belajar.

Kesulitan Belajar

Pada kehidupan di dunia ini, semua makhluk hidup pastilah mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Sama halnya dengan manusia, mereka akan tumbuh dan berkembang seiring dengan waktu yang akan terus berjalan. Di dalam kehidupan manusia pun ada banyak perubahan. Contohnya saja dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang belum bisa menjadi bisa, dari yang kecil berubah menjadi besar, dari kesemuanya itu manusia tak luput dari yang namanya berfikir dan belajar, karena semua tahu proses berfikir dan belajar memang menjadi santapan manusia sehari-hari. Namun, bagaimana bila seorang manusia mengalami proses kesulitan belajar?

Kesulitan belajar merupakan terjemahan istilah bahasa Inggris Learning Disability. Terjemahan tersebut, sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan; sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Pada tahun 1963 Samuel A. Kirk untuk pertama kali menyarankan penyatuan nama-nama gangguan anak seperti disfungsi otak minimal (minimal brain dysfunction), gangguan neurologis (neurological disorders), disleksia (dyslexia) dan afasia perkembangan (developmental aphasia). Konsep tersebut telah diadopsi secara luas dan pendekatan edukatif terhadap kesulitan belajar telah berkembang secara cepat, terutama di negara-negara yang sudah maju.

Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Konsep ini diadopsi secara luas oleh berbagai disiplin ilmu dalam upaya memahami dan mendalami kesulitan belajar bagi perkembangan ilmu mereka.

Lalu belajar itu sendiri memiliki definisi : adalah suatu proses terjadinya perilaku. Sebagai contoh : apabila kita belum mengetahui sesuatu dan ingin mengetahui sesuatu tersebut pastilah kita akan berfikir bagaimana cara kita mengetahui sesuatu yang kita inginkan. Sedangkan definisi berfikir adalah kemampuan untuk meletakan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita.
 
Kesulitan belajar merupakan hal yang lumrah dialami oleh peserta didik. Sering ditemukan adanya siswa mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran di sekolah. Menghadapi hambatan dalam mencerna dan menyerap informasi belajar yang diberikan guru. 

Kondisi ini akan berdampak kurang bagus terhadap kemajuan belajar anak. Oleh sebab itu perlu diupayakan pemecahan masalahnya. Baik oleh guru di sekolah maupun orang tua di rumah. Ini sebagai salah satu wujud kepedulian dan kerja sama dalam dunia pendidikan anak

Untuk mencegah dampak negatif yang lebih jelek, yang mungkin timbul karena kesulitan belajar yang di alami para peserta didik, maka para pendidik harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin di alami oleh para peserta didiknya

1.     Karakteristik Peserta Didik Dalam Belajar
a.     Peserta didik yang cepat dalam belajar
Peserta didik yang cepat dalam belajar, pada umumnya adalah siswa yang dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih cepat daripada yang diperkirakan semula. Meskipun demikian, peserta didik yang cepat dalam belajar sering juga mengalami kesulitan dalam belajar, karena pada umumnya kegiatan belajar di sekolah selalu menggunakan ukuran nominal dalam kecepatan belajar. Oleh karena itu, salah satu usaha untuk membantu mereka mengatasi kesulitan belajarnya adalah dengan cara menempatkan mereka pada kelas khusus atau dengan cara memberikan tugas-tugas tambahan kepada mereka sebagai bahan penyeimbang.
b.     Peserta didik yang lambat dalam belajar
Karakteristik sejenis memerlukan waktu yang lebih panjang dari waktu yang diperkirakan. Hal ini menyebabkan mereka sering merasa tertinggal dalam proses belajarnya. Sehingga mereka menemukan kesulitan belajar. Umumnya peserta didik yang lambat dalam belajar ini mempunyai IQ di bawah rata-rata, sehingga mereka memerlukan perhatian khusus dan waktu yang lebih lama dalam proses belajarnya.
c.      Peserta didik yang kreatif
Adalah siswa yang menunjukkan kreatifitas yang tinggi dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Pada umumnya siswa yang kreatif ini terdiri dari peserta didik yang cepat dalam belajar dan juga mampu memecahkan masalah yang dihadapkan kepada mereka dengan berbagai variasi untuk mengembangkan kreatifitas, para peserta didik ini, sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya.
d.     Peserta didik yang putus belajar
Adalah siswa yang tidak berhasil atau gagal dalam kegiatan belajarnya. Faktornya adalah kurang minat, malas, jurusan tidak sesuai dengan cita-cita, dan lain sebagainya. Selain itu faktor lain seperti lingkungan masyarakat yang tidak mendukung, keluarga, broken home, dan lain sebagainya.
2.     Gejala Kesulitan Belajar Di Sekolah
a.   Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas)
b.     Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
c.      Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar
d.  Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan seperti membolos, datang terlambat, tidak mau mencatat pelajaran.
e.  Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah.
3.     Latar Belakang Kesulitan Belajar
a.  Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik, kemampuan dasar merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika kemampuan dasar rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula, sehingga menimbulkan kesulitan belajar.
b.    Kurangnya bakat khusus untuk suatu situasi belajar tertentu. Peserta didik yang kurang tai tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
c.      Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar.
d.  Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi peserta didik pada waktu tertentu dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.
e.      Faktor jasmaniah.
f.   Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar peserta didik.
g.     Faktor keluarga.
h. Faktor lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh negatif dari pergaulan, dan lain-lain.

Berdasarkan dari berbagai faktor dan gejala yang di alami siswa atau peserta didik dalam kesulitan dalam hal belajar, maka tindakan yang harus dilakukan dalam upaya membantu dan memperbaiki siswa atau peserta didik adalah :

      1.     Tempat duduk siswa
Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi tempat duduk bagian depan. Mereka akan dapat melihat tulisan di papan tulis lebih jelas. Begitu pula dalam mendengar semua informasi belajar yang diucapkan oleh guru. 

      2.     Gangguan kesehatan
Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya. 

      3.     Program remedial
Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong dengan melaksanakan program remedial. Teknik program remedial dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya adalah mengulang kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai, memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan lain sebagainya. 

      4.     Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Boleh jadi kesulitan belajar itu timbul karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa. 

      5.     Suasana belajar menyenangkan
Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan suasana belajar kondusif. Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran.

     6.     Motivasi orang tua di rumah
Anak yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat perhatian orang tua dan anggota keluarganya. Peran orang tua sangat penting untuk memberikan motivasi ekstrinsik dan intrinsik agar anak mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Selain itu juga orang tua perlu memperhatikan kesehatan tubuh anak dengan memberikan makanan dan miniman yang bergizi disertai dengan suplemen pembangun tubuh yang cukup. 
  
Saran
Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain. Dengan demikian apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang orang tua, ataupun seorang guru dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut. Untuk itu, yang terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan sesungguhnya yang dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita akan mengetahui kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita dapat menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.

Sumber :  

0 komentar:

Posting Komentar